Pages

Monday, November 30, 2015

Rupiah dalam Tekanan, Investor Asing pada Kabur dari Bursa

Inilah titik balik yang ditunggu oleh investor asing untuk kabur, setelah cukup mendapatkan keuntungan yang lumayan. Momen ini adalah kilas balik dari saat masuknya investor asing beberapa bulan lalu yang membuat rupiah menguat dengan tajam dari posisi terburuknya. Sebenarnya kondisi ini sudah diduga, aksi massif investor asing melepas saham adalah sudah diperkirakan akan terjadi.

Investor asing memanfaatkan kuatnya rupiah untuk segera melaksanakan aksi beli dollarnya dan melepas saham yang sudah naik cukup tinggi. Memang ada dua momen yang dimanfaatkan yaitu saat nilai saham sudah mature dan nilai tukar yang masih menguntungkan. Diperkirakan bila terlambat melakukan aksi ini, maka keuntungan dari kurs dan saham tidak terlalu besar.

Kejadian seperti ini sebenarnya sudah diperingatkan sebelumnya agar pemerintah maupun investor domestik mewaspadai aksi investor asing yang masuk secara massif saat rupiah melemah dan nilai saham anjlok. Soalnya akan terjadi aksi balik yang bisa menekan rupiah dan merusak ketahanan ekonomi. Memang begitulah “hot money” mudah masuk dan mudah keluar, sangat sulit untuk dipercaya akan tinggal selamanya.

Meskipun pemerintah mengeluarkan kebijakan yang sangat ramah pada investor asing, namun ekonomi domestik yang melambat, membuat investor asing hanya bermain jangka pendek. Mereka main aman dan memanfaatkan peluang yang sudah terlihat dengan jelas. Disini nampaknya pemerintah kurang bisa memanfaatkan pula kondisi yang bakal terjadi.

Harusnya saat investor asing masuk secara massif, segera perbaiki ekonomi domestik dengan cepat. Pemerintah harus bisa konsolidasi secara cepat, tidak saja aturan tapi anggaran pula harus bisa mencerminkan perubahan kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan. Namun hal ini tidak dilakukan oleh pemerintah hingga apa yang diprediksi menjadi kenyataan.

Kaburnya investor asing secara massif ini memang cukup memprihatinkan, bahwa iklim investasi di tanah air masih belum kondusif. Banyak indicator ekonomi yang masih memprihatinkan sedang pejabatnya ramai sendiri dan adu argument di depan public. Harusnya pemerintah satu arah, ramai boleh tapi harusnya di belakang layar, saat rilis ke public harusnya sudah final dan tidak menimbulkan preseden buruk tentang arah ekonomi yang tidak jelas.

No comments:

Post a Comment