Pages

Thursday, November 26, 2015

Menabur Investasi, Menuai Kerugian

Sudah cukup lama pertumbuhan IHSG masih minus, sehingga menimbulkan keresahan di pemerintahan. Munculnya ide suku bunga deposito yang lebih rendah adalah buah dari keresahan ini. Padahal persoalannya bukan masalah bunga deposito, memang kondisi riil yang melambat membuat pertumbuhan bursa saham tidak menggembirakan.

Ini sudah disikapi oleh investor asing jauh-jauh hari sebelumnya. Memang sebagian besar investor asing yang mengais rejeki di bursa saham Indonesia tidak sepenuhnya kembali sejak “black Monday” yang lalu. Kebanyakan lebih memilih portofolio investasi lainnya di luar Indonesia.

Ini terlihat dari perkembangan IHSG yang terseok-seok dibandingkan bursa utama asia maupun dunia lainnya, nampak posisi IHSG paling terbelakang. Ini tentu pukulan yang sangat serius bagi pemerintahan saat ini, soalnya di pemerintahan sebelumnya mampu mencatatkan pertumbuhan bursa yang spektakuler, bahkan pernah menjadi yang terbaik di seluruh dunia.

Kondisi ini tentunya bisa dikatakan masa sulit, meski banyak kalangan ekonom melihat shifting policy yang tidak “smoothly”. Banyak investor asing yang dibuat ragu dengan arah kebijakan pemerintah ini, terutama sebelum reshuffle cabinet, membuat investor asing lari tunggang langgang dan tak kembali lagi. Perubahan tim ekonomi juga masih disikapi dengan hati-hati.

Ada beberapa investor asing yang kembali memburu beberapa saham unggulan hingga membuat rupiah melonjak ke level lebih baik. Namun tetap saja tidak mampu memperbaiki minusnya pertumbuhan saham yang masih menjadi yang terbelakang. Besar kemungkinan kondisi ini akan semakin berlarut, ini mengingat indicator makro yang masih tidak menggembirakan sampai akhir tahun, apalagi dengan target pajak yang jauh tidak tercapai.

Ini membuat kondisi anggaran dalam pertaruhan, bisa saja utang akan membengkak dengan cepat. Namun konsekwensinya akan memberatkan neraca keuangan dan berdampak pada perekonomian ke depannya. Memang serba sulit hingga wajar pemerintah mengambil ide ekstrim tanpa menimbang kondisi indicator ekonomi yang sedang berjalan.

Andai bunga deposito dibikin nol persen sekalipun orang belum tentu mau masuk ke bursa. Buat apa menabur investasi yang beresiko, bila pada akhirnya akan merugi. Justru dengan kondisi ekonomi yang masih melambat ini, investasi yang berpendapatan tetap adalah pilihan investasi yang tepat.

No comments:

Post a Comment