Pages

Sunday, November 1, 2015

Kabut Asap biang Rontoknya Saham Perkebunan

Boleh dibilang kinerja saham perkebunan cukup bagus sejak awal tahun, sempat menjadi motor pergerakan saham utama di bursa. Namun semenjak kasus kabut asap yang tak kunjung usai, performa saham-saham perkebunan ini mulai meredup, bahkan mulai menyamai nasibnya dengan saham pertambangan. 

Banyak yang berpendapat kejatuhan saham perkebunan ini sudah terjadi sejak kondisi perkonomian di cina mulai melambat. Dimana permintaan akan komoditas perkebunan mengikuti turunnya perekonomian cina, sedang kasus kabut asap bukanlah penyebab utamanya. Namun bila melihat kinerja saham lainnya, nampaknya saham perkebunan ini paling sulit “move on” setelah “black Monday”.

Padahal hampir semua saham bergerak positif dengan rentang yang lebih bagus. Bisa saja persoalan kabut asap ini mulai memakan korban lebih dari yang diperkirakan. Soalnya otomatis kegiatan perkebunan serta aktifitas di daerah terkena kabut asap akan terhambat oleh amukan kabut asap ini.

Seperti diutarakan sebelumnya, bahwa sektor perkebunan ini menjadi motor pergerakan di bursa saham sejak awal tahun. Saat ekonomi lesu, saham perkebunan ini masih mampu mengangkat indeks saham gabungan ke titik positif. Ini bisa diartikan kasus kabut asap ini tidak main-main dalam menghantam kinerja saham-saham perkebunan.

Apalagi dengan prospek kasusnya yang mulai masuk ranah hukum. Beberapa petinggi perusahaan perkebunan harus mempertanggung-jawabkan terjadinya kabut asap di daerah wilayah kerjanya. Otomatis ini akan mengganggu kinerja perusahaan perkebunan tersebut, beberapa malah menjadi tersangka, meski pihak berwenang masih menutupi kasusnya.

Diperkirakan tak ingin ada kegaduhan, namun publik juga ingin tahu mereka yang bertanggung-jawab akan amukan kabut asap yang terjadi ini. Soalnya efeknya sudah sangat buruk, bahkan menjadi kejadian yang terburuk dalam sejarah Indonesia.

Bila melihat prospek saham perkebunan ini sebenarnya masih positif. Terlebih ada langkah pemerintah Indonesia dan Malaysia memperbaiki perdagangan kelapa sawit. Juga perkiraan akan datangnya hujan dengan segera, maka kasus kabut asap akan segera berlalu.

Sebenarnya pula posisi saham-saham perkebunan ini sudah cukup undervalue. Sejak dari kejatuhan saat “black Monday”, saham perkebunan belum menunjukan kinerja yang sebenarnya. Diperkirakan masih memiliki harapan untuk bergerak positif dan menjadi motor pergerakan di bursa.

No comments:

Post a Comment