Pages

Tuesday, November 24, 2015

Ekonomi Stagnan, Investasi Berpendapatan Tetap jadi Pilihan

Tiada yang bisa menduga ekonomi yang melambat ini akan berakhir, bahkan bisa semakin memburuk. Ini membuat orang malas berinvestasi dan memilih usaha atau bisnis yang pasti-pasti saja. Salah satunya adalah investasi di portofolio berpendapatan tetap.

Setidaknya modal yang disimpan akan tetap menghasilkan, daripada beresiko bahkan merugi. Seperti investasi di bursa saham yang masih minus lebih dari 10 persen dalam setahun ini. Bukan tidak mungkin kondisinya bisa semakin memburuk, soalnya tidak ada tanda-tanda perbaikan, bahkan indikator cederung tidak mengembirakan.

Bicara soal harapan, semua akan berkeinginan untuk optimis, tapi harus tetap pula didasari atas pijakan yang valid. Keajaiban tidak bisa diharapkan dalam perekonomian selama indikatornya masih kurang menyenangkan. Justru dengan tetap berinvestasi dan memiliki pilihan yang aman, maka modal atau kekayaan akan tetap tumbuh.

Banyak investasi berpendapatan tetap yang masih lebih menguntungkan daripada pasar saham yang masih minus pertumbuhannya. Boleh saja memberitakan bahwa pasar saham bisa membuat nilainya berlipat-lipat. Itu dulu saat sedang booming, masa itu sudah berlalu.

Ekonomi sudah mencapai peak atau puncaknya, dan tidak ada kemungkinan untuk didorong lebih ke atas. Siklusnya akan menurun dulu sebelum bertahap untuk berkembang. Persoalannya masa penurunan atau perlambatan ini tidak bisa diduga waktunya, bahkan mungkin cenderung merosot lebih dalam.

Ekonomi akan tetap dihadapkan pada realita, memang pasar saham adalah investasi pada sebuah harapan. Di saat harapan sudah mencapai puncaknya, mau kemana lagi akan dibawa harapan tersebut. Bila kondisi riil masih sangat tertinggal, jangan harap harapan akan bisa dicapai, yang ada adalah turun dulu sebelum kembali tumbuh.

Ada semacam efek domino atas kondisi ekonomi yang terjadi, hanya perkecualian pada sektor konsumsi dimana orang akan tetap makan, maka disinilah investasi berpendapatan tetap bergantung. Buat apa beresiko untuk investasi yang masih rugi, meski dengan janji yang menggiurkan. Justru lebih baik realistis, dan melihat investasi dari sisi peluang yang ada.

Jangan mudah percaya akan janji yang tanpa didasari data yang jelas dan akurat. Jangan pula tergiur atas hal-hal yang sudah berlalu. Kenyataan dan data harus terus dikedepankan agar investasi tetap menghasilkan.

No comments:

Post a Comment