Pages

Tuesday, November 17, 2015

Kenapa BI Nggak Berani Turunkan Rate?

Banyak kalangan meminta penurunan BI rate, namun BI enggan untuk melakukannya. Diduga tekanan pada rupiah yang masih berat, membuat BI tak mau mengorbankan posisi rupiah demi sesuatu yang tidak pasti. Meskipun alasan penurunan BI rate cukup logis, tapi bisa membuat blunder perekonomian.

Lihat saja amerika yang berencana menaikan suku bunga, kok berani-beraninya Indonesia menurunkan suku bunganya. Tentunya ini tindakan bunuh diri, apalagi dengan dengan gejolak eksternal yang tak kunjung reda. Lagian alasan untuk menurunkan BI rate masih terbilang kurang kuat.

Misal saat pemerintah meminta BI rate turun untuk menggairahkan pasar keuangan dalam hal ini pasar saham. Sebenarnya ada benarnya orang akan menghitung-hitung bunga deposito dengan keuntungan saham. Namun dengan posisi indeks yang masih minus, orang juga nggak berani masuk ke pasar saham, tentunya lebih memilih investasi yang berpendapatan tetap.

Dari contoh diatas terlihat alasan untuk menggairahkan saham bisa dinil-kan dengan pertimbangan yang lebih kuat. Pasar saham akan bergairah bila kondisi riil juga bergerak. Penurunan BI rate tidak serta merta akan menggerakan pasar saham.

Kalangan industri juga menginginkan BI rate turun, ini dengan alasan untuk menggerakan industri. Namun alasan ini masih bisa dinil-kan, ini mengingat andai BI rate diturunkan, produk industri masih kalah bersaing dengan produk cina. Juga diduga industri hanya menggunakan untuk perdagangan daripada menggerakan industri yang sesungguhnya.

Untuk menyaingi cina, industri harus mendapatkan paket kemudahan yang komplet. Mulai dari listrik murah, insentif ekspor, kemudahan aturan, disamping bunga kredit yang hanya salah satu dari sekian kemudahan. Semua ini tidak akan berefek pada industri bila tidak serentak diberikan.

Seringkali kontek penurunan BI rate dalam penilaian sisi yang berbeda hingga membuat situasi menjadi blunder. Mengharapkan BI rate turun dengan alasan yang kurang kuat. Saat ini rupiah memang masih dalam tekanan dan salah satu komponen untuk menghadang adalah BI rate disamping cadangan devisa yang sudah menipis.

Jangan samakan kasusnya dengan Cina ataupun India yang sudah menurunkan suku bunganya. Kasusnya beda, kedua Negara tersebut sudah memiliki posisi keuangan yang baik dan perdagangan yang bisa diandalkan. BI rate hanya bisa turun bila tekanan pada rupiah menurun atau paling tidak kinerja ekspor sudah sangat bagus seperti era 2008-2010.

No comments:

Post a Comment