Pages

Tuesday, November 10, 2015

Layanan Konsumen Perusahaan Lokal masih Kalah dengan Pesaingnya dari Luar

Boleh dibilang era MEA atau masyarakat ekonomi Asean akan menjadi pembuktian betapa tertinggalnya perusahaan local dibandingkan dengan para kompetitornya. Cukup beralasan sehingga banyak yang pesimis perusahaan local bisa bersaing dengan perusahaan dari luar. Dari segi layanan konsumen saja sudah sangat beda banget aplikasinya.

Perusahaan local masih menganut aliran birokrasi dengan aturan yang merugikan konsumen, sedang perusahaan luar sangat memanjakan konsumennya. Meskipun secara bahasa layanan konsumen disini sudah baik, tapi tidak menyiratkan kontek yang menjadi kepentingan konsumen. Perusahaan local lebih mencari menangnya sendiri daripada melihat konsumen sebagai asset penting dari perusahaan.

Tidak ada di pikiran pengambil kebijakan di perusahaan local, bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa konsumen. Lihat saja kasus pelarian modal asing keluar atau pelarian modal investor dalam negeri keluar, semua ini berasal dari model layanan kosumen perusahaan local yang masih birokratif.

Bila banyak kalangan mengeluhkan harta orang kaya yang lebih senang disimpan di luar negeri, ini karena memang layanan perusahaan local masih sangat birokratif. Tidak melihat aturan sebagai perlindungan terhadap konsumen tapi lebih mementingkan nasib perusahaan sendiri. Model kebijakan inilah yang membuat banyak orang berduit atau investor lari keluar negeri.

Ini bukan berarti layanan konsumen perusahaan local tidak ramah, bahkan sudah mengadobsi model layanan perusahaan yang professional. Hanya saja saat kembali pada penerapan policy perusahaan masih sangat kaku dan birokratif. Kepentingan konsumen tidak diindahkan, maka jangan mengeluh bila banyak orang berduit atau investor yang menempatkan dananya di luar negeri.

Memang serba dilemma, dimana pemerintah sudah bekerja keras melakukan deregulasi agar investor betah dan menanamkan investasinya di dalam negeri. Namun pada kenyataannya banyak hal kontra produktif yang masih dilakukan perusahaan local dalam layanan konsumennya. Wajar bila masuknya MEA ini akan membuat banyak perusahaan local yang akan kalah bersaing dan gulung tikar.

Perusahaan local harus banyak belajar dan memperbaiki diri. Harus lebih mendengarkan kepentingan konsumen daripada penerapan policy perusahaan yang birokratif. Bila tetap tak mau berubah, siap-siap saja, menjadi penonton di negeri sendiri.

No comments:

Post a Comment