Pages

Friday, November 6, 2015

Krisis Kas, Bukti Anggaran Belanja Negara tidak produktif

Penerimaan Negara dari pajak yang jeblok membuat pemerintah cukup stres. Apalagi dengan pertumbuhan ekonomi dibawah ekspektasi, maka dipastikan pilihan menambah utang akan dilakukan. Pemerintah tak mungkin blunder dengan memangkas anggaran belanja, karena angka pertumbuhan bisa tambah anjlok di akhir tahun.

Memang pilihan yang tepat adalah menambah hutang. Apalagi sebelumnya sukses menerbitkan ORI atau obligasi ritel yang overbooked. Diperkirakan pemerintah tak akan kesulitan menambah hutangnya lagi berapapun untuk menambal kekurangan kas sampai akhir tahun.

Cukup dilematis dengan keinginan yang besar untuk membangun dengan cepat dan segera, terbelenggu oleh kondisi keuangan yang tidak mendukung. Disini terlihat kesalahan persepsi dalam kebijakan yang diambil untuk menggerakan perkonomian. Pemerintah percaya bahwa program infrastruktur yang digenjot bisa memberikan impak dengan segera.

Padahal dari semua proyek infrastruktur yang dikerjakan adalah rata-rata memiliki jangka panjang manfaatnya. Mungkin saja pemerintah menunggu masuknya investor, dengan anggapan pembangunan berjalan maka investor akan masuk. Model kebijakan “warung kopi” ini sekali lagi tidak berhasil menarik investor.

Ada perbedaan persepsi antara pemerintah dan investor, pemerintah beranggapan investor akan masuk dengan adanya pembangunan. Namun buat investor, mereka baru akan masuk bila system ekonomi sudah berjalan. Disini yang ada pembangunan sudah berjalan, tapi system ekonomi belum bergerak, sangat wajar bila investor masih enggan masuk.

Kesalahan inilah yang membuat penerimaan pajak jeblok, dibawah target yang dicanangkan. Kegagalan pemerintah dalam mengeksekusi kebijakan yang sudah dijalankan harusnya sudah harus dipelajari dan dirombak kedepannya. Mindset membangun akan menggerakan perekonomian sudah harus dikaji lagi, karena tidak selamanya benar.

Sekali lagi kebijakan “warung kopi” ini sudah harus dipinggirkan dulu. Pemerintah harusnya memanfaatkan anggaran yang ada untuk menggerakan perekonomian, bukan dengan cara membangun proyek infrastruktur besar-besaran yang belum tentu investor akan masuk. Justru bila pemerintah mau bekerja keras, alangkah baiknya anggaran belanja digunakan mendorong pertumbuhan industri yang berorientasi ekspor.

Industri yang sempat hancur oleh masuknya barang-barang dari cina, sudah harus dibina lagi. Namun stop dulu masuknya barang-barang dari cina karena sangat merusak industri nasional. Industri nasional yang kuat akan bisa menggerakan perekonomian, dan ini jauh lebih murah pembiayaannya daripada mega proyek infrastruktur yang membuat anggaran belanja bisa jebol.

Memang Negara perlu membangun proyek infrastruktur, tapi harus diprioritaskan yang urgen dulu. Anggaran belanja harus bisa diputar secara kreatif agar bisa menghasilkan penerimaan pajak dengan segera. Kegagalan pemerintah mencapai target pajak yang dicanangkan berarti pula kegagalan pemerintah dalam memutar anggaran belanja yang produktif.

No comments:

Post a Comment