Pages

Tuesday, December 22, 2015

Reusable Roket, Era baru Perjalanan Ruang Angkasa yang Lebih Murah

Keberhasilan sebuah perusahaan swasta amerika mendaratkan booster roket dalam posisi utuh, membuat sejarah baru perjalanan ruang angkasa. Era baru perjalanan keluar dari planet bumi yang lebih murah. Selama ini biaya pengadaan booster roket yang sekali pakai ini menjadi penghambat mahalnya biaya mengirim manusia aau barang keluar angkasa.

Boleh dibilang selama ini perjalanan keluar angkasa, seperti program turis luar angkasa menghabiskan ongkos jutaan dollar perorang. Bila penggunaan reusable roket ini berhasil dijalankan, maka biayanya bisa dipangkas hanya menjadi ribuan dollar. Ini berarti akan semakin banyak transportasi keluar angkasa yang bisa dilakukan.

Bukan tidak mungkin pula nantinya ongkos ke bulan atau ke mars sekalipun bisa layaknya seperti biaya perjalanan antar benua seperti pada saat ini. Kuncinya memang pada booster roket yang bisa digunakan kembali. Ini sekaligus membuka kesempatan eksplorasi ke planet-planet terjauh dari bumi.

Kini momentum bersejarah ini berhasil membuka harapan baru bagi perjalanan manusia jauh keluar planet bumi, seperti menuju mars. Memang hanya masalah waktu dan tahapan yang sulit ini sudah bisa dicapai oleh perusahaan swasta amerika. Privatisasi program luar angkasa amerika ini telah membuka revolusi baru di dunia antariksa.

Meskipun sebelumnya badan angkasa amerika ini memang sudah cukup banyak buah tangannya dalam mengirim manusia keluar angkasa, namun tidak secepat apa yang dilakukan oleh perusahaan swasta ini. Memang kerja keras telah membuahkan hasil dan privatisasi ini telah membuat program ruang angkasa menuju kea rah yang benar. Bukan tidak mungkin dalam waktu dekat ini akan tercipta sejarah baru yang telah diharapkan sebelumnya.

Target program luar angkasa amerika memang kolonisasi planet mars atau menuju pembuatan kota mars. Nantinya dengan mudahnya landing maupun balik lagi bisa dilakukan dengan reusable roket ini. Tanpa perlu landasan atau tempat mendarat yang berarti.

Era reusable roket ini bisa dipandang sebagai kesuksesan sebuah privatisasi. Suatu hal yang harus dilakukan oleh BUMN di negeri ini agar bisa besar dan berdiri sejajar dengan korporasi besar amerika. Sudah waktunya BUMN ini menjadi perusahaan terbuka agar bisa mencapai akselerasi dalam pertumbuhan bisnisnya.

Monday, December 21, 2015

Libur Akhir Tahun, Bursa Makin Sibuk

Siapa bilang pemain bursa akan libur saat liburan akhir tahun? Memang sih lantai bursa akan libur, namun tidak untuk para pemain bursa. Dimana terjadi kesibukan luar biasa menyambut tahun baru.

Pada saat liburan akhir tahun, momen ini digunakan oleh emiten menyiapkan langkah besar di awal tahun. Biasanya kegiatan di belakang layar ini sangat krusial dan sangat cepat terjadi. Seperti rencana akuisisi, bisa sangat cepat terjadi.

Di amerika misalnya, para jajaran eksekutif korporasi melakukan lobi-lobi ketat selama liburan akhir tahun. Sampai-sampai para pengawai atau staff perusahaan tidak mengetahui bahwa perusahaannya sudah berpindah tangan atau dicaplok perusahaan lain di awal tahun. Semua ini bisa terjadi dengan cepat dan mengagetkan pada awalnya.

Namun dengan ritme yang biasa terjadi, maka di Amerika sendiri sudah biasa berganti majikan atau pemilik tanpa gejolak berarti. Biasanya perampingan hanya dilakukan di jajaran manajerial, sedangkan para staff atau pekerja masih dipertahankan saat proses akuisisi atau pencaplokan terjadi.

Di amerika memang caplok mencaplok sering terjadi pada awal tahun, dengan proses yang sangat cepat di liburan akhir tahun. Para korporasi ini mampu tumbuh dengan cepat dengan dicaplok atau mencaplok perusahaan lain. Biasanya memang ada proposal yang tidak bisa ditolak oleh kedua belah pihak.

Soalnya proses akuisisi akan sangat menguntungkan kedua belah pihak, baik dari kalangan investor atau kreditor kedua perusahaan. Biasanya mereka akan sangat diuntungkan dengan prospek atau goreng-menggoreng yang dilakukan dengan cepat saat proses akuisisi. Mereka memanfaatkan momen yang baik sehingga mampu meraih hati investor di bursa saham.

Meskipun kadang dalam perjalanannya setelah proses akuisisi bisa saja nilai sahamnya akan meredup. Namun setidaknya mereka sudah diuntungkan dari memiliki saham unggulan di awal tahun. Di bursa saham Indonesia kegiatan awal tahun biasanya tak semeriah di amerika.

Pertumbuhan emiten masih sangat lambat dengan pergerakan aktifitas yang masih sangat pelan sekali. Apalagi yang namanya proses akuisisi perusahaan lain masih sangat lambat untuk dibicarakan apalagi dilakukan. Emiten kita masih belum begitu aktif seperti korporasi di amerika, mungkin kedepannya akan banyak corak mewarnai awal tahun di bursa saham Indonesia.

Thursday, December 17, 2015

Dilema Larangan Ojek Online

Keputusan pemerintah melarang ojek online menimbulkan dua sisi dampak yang berlawanan. Banyak pihak menganggap larangan terhadap ojek online ini bisa memiliki dampak negatif bagi perekonomian. Meskipun pada dasarnya memang penggunaan kendaraan roda dua untuk angkutan umum menyalahi aturan.

Penyebabnya juga dari pemerintah sendiri yang sejak awal membiarkan ojek ini tumbuh berkembang. Jauh sebelum ojek online ini muncul, sudah ada ojek tradisional yang melayani rute jalanan umum. Pembiaran ini menyebabkan munculnya ojek online.

Padahal ojek online ini diperkirakan sudah menyerap ribuan tenaga kerja bahkan jutaan, tanpa satu sen-pun uang Negara. Pemerintah dinilai tidak peka akan nasib mereka yang hidup dari ojek online dan manfaatnya dari sisi ekonomi yang sangat besar. Juga diperkirakan ada ketidak sinkronan antara policy di kementrian.

Bukankah presiden sendiri yang mengapresiasi dan membanggakan ojek online ini? Bukankah presiden sendiri yang memamerkan ojek online ini dalam kunjungan ke Amerika? Keputusan larangan ini tentu saja disesalkan banyak pihak yang memandang langkah pemerintah ini terlalu birokratif.

Ada semcam ketidakpaduan dalam kebijakan di pemerintah, masing-masing jalan sendiri. Ini bisa juga disebabkan oleh aturan yang tidak padu, disamping pola kementrian yang masih birokratif. Memang berlawanan dengan nafas dari paket deregulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Ada semacam preseden buruk atas larangan ojek online dan taxi online ini terhadap ekonomi, terutama iklim berinvestasi. Persoalan aturan yang birokratif  atau kaku dan aturan yang berubah-ubah hingga bisa merugikan investasi. Semangat gerakan menarik investasi bisa tercederai dengan adanya larangan ini.

Satu hal yang mungkin menjadi pertanyaan besar, apakah larangan ojek online ini sepengetahuan presiden. Soalnya kontradiksi dengan visi presiden membangun dan mempercepat laju perekonomian. Apalagi bila melihat manfaat besar ojek online ini bagi perekonomian, maka larangan ini menjadi hal yang disayangkan.

Harusnya pemerintah bisa memberi solusi, dengan permen atau perpres yang akan mengakomodasi ojek online ini ke dalam angkutan umum. Disini memang perlu tangan dingin dan kreatif dalam mengembangkan potensi bagi perekonomian daripada mematikan hal-hal yang baik. Namun bisa jadi ada pihak yang dirugikan dengan ojek online ini sehingga larangan ini akhirnya muncul, ini menyangkut omset angkutan umum tradisional yang tersaingi oleh kehadiran ojek online ini.

Wednesday, December 16, 2015

The Fed sudah naikan suku bunga, akankah Rupiah bakal makin tersungkur?

Keputusan the fed menaikan suku bunga sebesar 0,25 persen akhirnya terjadi. Era dimulainya “uang mahal” telah terjadi, setelah masa-masa “uang murah” atau bunga hampir 0 persen berakhir. Keputusan ini bisa memiliki implikasi serius pada rupiah, meskipun besar kemungkinan tak sebesar dampak depresiasi yuan.

Rupiah sendiri sudah memiliki suku bunga yang sangat tinggi, jauh sekali spreadnya dengan suku bunga amerika saat ini. Hanya memang perubahan suku bunga amerika ini memiliki efek domino ke pasar dan ujung-ujungnya berimbas pada bisnis atau perusahaan yang memiliki relasi ke dollar. Besar kemungkinan akan terjadi krisis kecil keuangan di perusahaan yang sudah berat bebannya oleh perlambatan ekonomi.

Disini pemerintah harus sigap menyikapi kenaikan suku bunga amerika ini. Memang tidak memiliki implikasi serius pada makro, tapi bagi perusahaan multinasional yang punya hutang dollar bakal menemui kesulitan kedepannya. Memang keuangan perusahaan bukan urusan pemerintah, tapi bila perusahaan mulai merumahkan karyawan atau PHK masal akan menjadi masalah bagi pemerintah.

Perusahaan tentu saja akan mengatur keuaangannya seketat mungkin, meminimalkan pengeluaran dan ini akan bisa berdampak merumahkan karyawan. Sudah banyak perusahaan yang sudah berat bebannya oleh perlambatan ekonomi dalam setahun ini. Sudah cukup tekor dalam setahun akan menjadi lebih berat posisi keuangan dengan naiknya suku bunga amerika.

Efek domino “uang mahal” ini akan memiliki rentetan buruk dalam kinerja perusahaan. Besar kemungkinan cepat atau lambat akan terjadi aksi sporadis perusahaan untuk bertahan dan ini yang harus diseriusi oleh pemerintah. Memang pemerintah tak akan mencampuri masalah keuangan perusahaan, tapi pemerintah bisa membantu dengan menguatkan rupiah.

Memang penguatan rupiah adalah salah satu jalan untuk melawan naiknya suku bunga amerika. Meskipun akan memiliki akibat negative bagi kinerja perdagangan. Namun rupiah melemahpun kinerja perdagangan tak kunjung membaik.

Disini dengan kepastian naiknya suku bunga amerika akan sedikit mengeluarkan rupiah dari tekanan. Namun sekarang yang harus disikapi adalah depresiasi yuan. Ini yang menjadi masalah serius setelah naiknya suku bunga amerika.

Tuesday, December 15, 2015

Dilema Tax Amnesty, Bagai mencari ikan di air keruh

Sebenarnya besaran pajak yang dikenakan di Indonesia masih cukup ringan dibandingkan di Negara maju. Namun bagi sebagian wajib pajak, cukup sulit untuk memenuhinya. Ini terutama bagi yang memiliki akses ke investasi di luar negeri, dimana pilihan besaran pajak menjadi terbuka.

Di amerika sendiri juga mengalami hal yang sama, ini wajar karena besaran pajaknya cukup tinggi. Banyak korporasi yang mencari celah dengan menempatkan asetnya di luar amerika. Inilah yang juga terjadi di Indonesia, banyak pula wajib pajak yang memiliki pilihan lebih baik dalam masalah pajaknya, dengan menempatkan asetnya di luar negeri.

Kabar tentang banyaknya korporasi maupun orang kaya Indonesia yang menempatkan asetnya di luar negeri, sudah bukan rahasia lagi. Memang itu sudah menjadi tren, lihat saja beberapa korporasi besar amerika yang lintas border, cukup lihai dalam menempatkan asetnya di tempat yang sangat-sangat ringan pajaknya, bahkan boleh dibilang free. Soalnya tidak sebanding antara keuntungan yang dikeruk dengan pajak yang dibayarkan.

Kondisi ini memang tidak bisa dicegah, karena persoalan akan kembali pada fasilitas ataupun kondisi yang dberikan di dalam negeri. Orang atau badan membayar pajak tentu saja memiliki bargaining atau fasilitas lebih. Ini lumrah, makanya tax amnesty bisa ada, meskipun sering mencederai rasa keadilan.

Juga sebenarnya ada persoalan lain soal keefektifan tax amnesty ini dalam menarik kembali dana wajib pajak di luar negeri ini. Bila apa yang mereka dapat masih minimal, tentunya mereka tak akan mudah tergiur. Demikian pula tax amnesty ini seringkali digunakan untuk maksud tertentu.

Tahu sendiri orang yang punya banyak pilihan, disini kita tidak memberikan pilihan yang menarik dan terbaik. Para investor saja segan, apalagi yang sudah punya pilihan tadi. Tax amnesty bisa-bisa hanya menghasilkan efek negative dibandingkan hasil positif yang diharapkan.

Bukan ikan paus yang terjaring tapi ikan kecil yang juga tak didapat. Persoalannya kembali pada apa yang mereka cari dan inginkan. Kondisi investasi yang kondusif dan birokrasi yang lebih baik, jauh lebih efektif dalam menarik investasi masuk daripada tax amnesty. Kita bersaing dengan banyak Negara yang memang sudah lebih mapan dan lebih baik pengelolaan pajaknya.

Monday, December 14, 2015

Harga Minyak Dunia Anjlok, Mungkinkah Harga BBM Turun?

Sudah beberapa minggu ini harga minyak dunia dalam tekanan, harganya terus turun menembus level terendahnya. Padahal biasanya di musim dingin harga minyak dunia cenderung naik oleh permintaan yang meningkat. Hal ini bisa terjadi karena lesunya ekonomi cina yang menjadi salah satu pemakai terbesarnya. Mungkinkah anjloknya harga minyak dunia ini bisa menurunkan harga BBM?

Memang pemerintah saat ini cenderung mengurangi dan menghapus subsidi BBM, sehingga harganya akan mengikuti harga minyak dunia. Namun dilemanya saat ini rupiah sedang dalam tekanan. Sudah beberapa minggu ini nilai tukar rupiah merosot menembus level psikologisnya.

Tentu saja dengan turunnya nilai tukar rupiah, harga BBM tidak bisa mengikuti turunnya harga minyak dunia. Memang serba sulit di tengah usaha menaikan daya beli masyarakat, lagi-lagi turunnya harga minyak dunia tidak bisa dimanfaatkan untuk menurunkan harga BBM. Apalagi dengan kondisi deficit anggaran yang semakin membengkak, justru subsidi yang masih diberikan bakal dipangkas habis.

Anjloknya harga minyak dunia ini juga mengirim sinyal buruk ke ekonomi dunia yang sudah mengalami perlambatan selama setahun ini. Bisa diartikan bahwa peluang recovery ekonomi dunia bakal semakin berat. Apalagi bagi Indonesia dengan kondisi indicator ekonomi tahun ini yang kurang menggembirakan, maka impian untuk berlari di awal tahun depan bakal sirna dengan sendirinya.

Berkali-kali sikap optimis pemerintah dihadapkan pada realita yang kurang menggembirakan, bahkan cenderung “too optimis” tanpa melihat indicator ekonomi dan kondisi global yang masih lesu. Bisa jadi target-target yang diharapkan bakal terlalu tinggi dari capaian yang mungkin akan kembali mengecewakan.

Beban berat memang masih bakal dihadapi, untuk bisa bertahan saja masih sulit, apalagi untuk bisa tumbuh. Inilah hal yang mungkin harus disadari oleh pemerintah untuk lebih focus pada kenyataan daripada menggumbar impian yang sulit tercapai. Cita-cita atau impian boleh setinggi langit, tapi realita juga harus dihadapi.

Ini agar kita tidak cenderung hidup dalam impian yang tak kunjung usai. Pada akhirnya beban berat bakal dihadapi oleh masyarakat Indonesia, dengan melemahnya kembali rupiah. Harga-harga kebutuhan pokok diperkirakan bisa bergerak naik kedepannya.

Thursday, December 10, 2015

Depresiasi Yuan kembali Menekan Rupiah

Buruknya kinerja perdagangan Cina direspon kembali dengan melakukan depresiasi yuan. Memang merosotnya kinerja ekspor-impor Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini sudah diduga sebelumnya. Namun imbas dari depresiasi yuan kembali menekan mata uang di kawasan asia, tak terkecuali rupiah yang sudah tertatih-tatih oleh indikator ekonomi akhir tahun yang tidak menggembirakan.

Rupiah terus merosot selama beberapa minggu ini, dengan tembusnya level psikologis maka akan lebih rawan terus menuju ke level terburuknya. Apalagi dengan cadangan devisa BI yang terus tergerus, maka potensi pelemahan lebih dalam semakin besar. Tidak ada indicator ekonomi yang bisa membantu, meskipun di akhir tahun window dressing akan sedikit mengurangi tekanan ini.

Diperkirakan tekanan bertubi-tubi akan terus menghantui rupiah, seperti pembayaran utang jatuh tempo baik dari pihak pemerintah maupun swasta. Juga tingginya permintaan dollar untuk liburan, akan membuat rupiah semakin tertekan. Memang lebih baik menyimpan dollar jauh hari, sebelum rupiah jatuh semakin dalam dan akan semakin mahal membeli dollar.

Kondisi ini nampaknya dipersiapkan banyak kalangan yang biasanya punya hajat besar di akhir tahun. Dari pengalaman tahun lalu, cenderung rupiah akan mengalami tekanan berat di akhir tahun, dengan permintaan dollar atau valuta asing yang sangat tinggi. Hanya memang kondisi ekonomi cina yang melemah, membuat tekanan pada rupiah semakin besar.

Diperkirakan bila tahun lalu tekanannya tak begitu berat, dengan banyaknya sentimen negative ini, maka rupiah bisa lebih melemah jauh lebih dalam lagi. Meskipun BI tidak akan tinggal diam, namun kondisi cadangan devisa yang menipis bisa menimbulkan dampak psikologis pasar yang lebih berat. Para spekulan bisa tersenyum lebar, bila cadangan devisa merosot di bawah level psikologisnya.

Para spekulan ini bisa berpesta pora membombardir rupiah dengan tekanan yang semakin berat. Disini nampak pemerintah bakal kewalahan dan kemungkinan besar tak bisa berbuat banyak. Rupiah ada kemungkinan besar kembali ke level terburuknya.

Dengan posisi sekarang yang masih cukup murah, memang masih menjadi kesempatan emas bagi yang membutuhkan valas atau dollar. Setelah melewati pertengahan bulan, maka tekanannya akan semakin berat dan valas sudah sangat mahal sekali.

Wednesday, December 9, 2015

Harbolnas Meraup Untung dari Momen Akhir Tahun

Pertumbuhan omset toko online memang sangat fantastik. Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan yang signifikan, meski kondisi ekonomi sedang mengalami perlambatan. Namun pesatnya penetrasi internet, membantu kinerja toko online ke titik yang lebih tinggi.

Bila dibandingkan dengan kondisi toko konvensional yang tertatih-tatih oleh lemahnya daya beli masyarakat, maka toko online banyak mendapatkan konsumen baru dan ini terus berkembang. Tidak heran bermunculan toko online yang merepresentasikan tingginya permintaan akan variabel baru yang dibutuhkan oleh konsumen dengan mudah dan lebih cepat. Memang disini keunggulan toko online yang sulit dibendung oleh toko konvensional.

Bagaimanapun juga toko konvensional harus bertransformasi segera bila mau ingin bertahan di tengah segala sesuatu yang serba online. Lambat laun orang akan meninggalkan budaya belanja tradisional, maka disini kelebihan toko online sehingga prospeknya masih terbuka dibandingkan dengan toko konvensional.

Momen akhir tahun selalu diwarnai dengan gila belanja atau shopping festival yang merupakan budaya libur panjang di berbagai Negara. Memang terjadi persaingan ketat di antara vendor hingga memberikan diskon besar-besaran, atau istilahnya cuci gudang menuju tahun pembukuan yang baru. Banyak produsen produk sudah mendapatkan keuntungan yang ditargetkan, sehingga rela banting harga untuk meraih rekor baru keuntungan di akhir pembukuan.

Harbolnas yang diadakan lebih awal memang menyita share belanja akhir tahun yang lebih marak. Boleh dibilang pemilihan tengah bulan lebih menyasar konsumen kalangan menengah daripada kalangan bawah yang sudah habis anggaran belanja diawal bulan dan baru bernafas lagi saat mulai libur panjang akhir tahun.

Namun dengan pemilihan tengah bulanpun sudah cukup besar konsumen yang diraih. Dari tahun ke tahun terjadi pertumbuhan yang signifikan dan selalu mencetak rekor. Bukan tidak mungkin hari belanja online nasional ini akan lebih semarak dengan item yang lebih bervariasi. Perlu survey yang lebih detail agar program diskon yang dilakukan lebih merata, tidak hanya pada item konsumtif tapi lebih bervariasi pada item lainnya.

Bagi konsumen tetap manfaatkan momen hari belanja online nasional ini dengan mengedepankan kehati-hatian memilih penjual yang terpercaya. Jangan gampang memilih toko online sembarangan, meski menawarkan diskon yang menggiurkan. Tetap kenali penjual dan gunakan tips belanja online yang aman.

Tuesday, December 8, 2015

Rupiah Kembali Merosot Tajam

Kondisi perekonomian yang masih belum membaik nampaknya masih memberi tekanan pada rupiah. Apalagi dengan sentiment negatif yang masih terus berkembang. Banyak berita negatif, diluar ekonomi yang juga memberi tekanan berat pada rupiah.

Gonjang-ganjing polemik divestasi saham Freeport masih mewarnai isu politik selama beberapa minggu ini. Bisa jadi membuat beberapa investor asing kabur dari bursa secara massif. Ada policy yang tidak jelas dalam pemerintahan terhadap kebijakan ekonomi.

Tentu saja investor mengharapkan policy yang tidak berubah-rubah dan pemerintah wajib menaati aturan yang telah dibuat. Meskipun dengan landasan untuk reformasi birokrasi, yang namanya aturan harusnya tidak berlaku surut, kecuali perjanjian itu baru dibuat. Persoalan ketidakpastian membuat investor ragu untuk bertahan maupun masuk.

Rupiah memang terus tertekan dalam menghadapi kenaikan suku bunga amerika. Banyak tekanan sebenarnya melebihi dari isu suku bunga ini. Carut marut ekonomi tak lebih dari lemahnya leadership yang membuat banyak sentimen negatif bagi perekonomian.

Mungkin masa adaptasi sudah berlalu, harusnya perekonomian sudah bergerak cepat mengatasi tekanan pada rupiah yang semakin keras. Bila kondisi ini masih terus berlarut bisa jadi perlambatan ekonomi domestik masih akan terus berlanjut, dengan rupiah yang akan terus menjadi bulan-bulanan.

Rupiah memang tidak mengalami perbaikan, meski sempat menguat tajam beberapa bulan lalu. Anggaran yang masih konservatif, gagalnya pencapaian target pajak adalah sekian hal blunder yang dilakukan pemerintah dalam memperkuat rupiah. Padahal cadangan devisa sudah sangat menipis mendekati level psikologis.

Bisa jadi saat cadangan devisa ini makin merosot, maka rupiah akan dengan mudahnya menjadi bulan-bulanan. Bukan tidak mungkin rupiah akan semakin merosot dengan mudah, tanpa perlawanan yang berarti. Memang kondisi kritis ini sudah di depan mata, apalagi dengan gempuran factor eksternal yang kembali mengemuka.

Harusnya perbaikan sudah harus dilakukan dalam menghadapi isu kenaikan suku bunga amerika. Ini mengingat batas waktunya cukup longgar saat rupiah menguat beberapa bulan yang lalu. Namun nampaknya pemerintah disibukan akan hal-hal politik yang membuat nasib rupiah ini terabaikan.

Ke depannya rupiah bakal semakin mudah digoyang, apalagi dengan indicator ekonomi yang masih kurang baik. Siap-siap saja rupiah akan menembus level terburuknya, bila pemerintah masih sibuk dengan persoalan politik. Harus segera dicari solusinya agar hal ini tidak membebani rupiah ke depannya.

Monday, December 7, 2015

Peluang Bisnis Lebah Madu yang “Menyengat”

Kebutuhan akan madu semakin meningkat, seiring kesadaran masyarakat akan pentingnya madu bagi kesehatan. Diperkirakan konsumsi madu murni maupun olahan semakin besar hingga banyak petani lebah madu ini kewalahan. Persoalannya terletak pada pakan atau tanaman yang menjadi sumber makanan lebah yang semakin menipis.

Sebenarnya bila masyarakat mau menjaga kelestarian alam maka kawasan hutan dan stok tanaman bagi lebah madu ini tidak akan kekurangan. Meskipun tidak dipungkiri kondisi iklim saat ini juga membuat tantangan tersendiri bagi peternak lebih madu. Iklim yang cenderung panas di sepanjang tahun diduga mengurangi stok pakan sekaligus populasi lebah madu.

Namun ini menjadi peluang tersendiri bagi peternak lebah madu, dimana stok yang terbatas dengan permintaan yang tinggi, telah membuat harga madu semakin mahal. Ada kenaikan harga yang signifikan dengan permintaan yang tidak terpenuhi. Kisarannya bisa lebih dari 10 persen pertahunnya.

Ini membuat bisnis lebah madu ini masih sangat menguntungkan. Dengan perkembangan pengetahuan budidaya lebah madu, maka diperoleh keanekaragaman pakan bagi beberapa spesies lebah. Ini membuat variasi baru pada jenis madu yang diproduksi oleh para peternak lebah madu ini.

Industrialisasi di budidaya lebah madu ini tampaknya juga membantu meningkatkan keuntungan para peternak lebah madu ini. Salah satunya dengan meningkatnya aneka olahan dari budidaya lebah madu. Dari madunya sendiri, olahan seperti sarang tawonnya sampai polen yang digunakan untuk pengobatan, membuat terobosan yang meningkatkan penghasilan para peternak madu ini.

Saat ini sudah banyak peternak madu yang lebih lihai melihat peluang. Mereka juga mengembangkan budidaya lebah madu dengan agro wisata atau agro madu yang menjadi tren saat ini. Disini budidaya madu tidak sekedar berternak, melainkan menjadi obyek wisata dan pengetahuan sekaligus edukasi bagi masyarakat.

Agro tawon ini semakin banyak diminati oleh masyarakat sebagai sarana hiburan di akhir pekan. Meskipun tidak dipungkiri butuh dana besar untuk mengembangkan agri tawon ini untuk lebih komersial lagi. Namun semuanya impas dengan kehadiran banyak pengunjung di agro tawon ini.

Bisnis lebah madu ini akan selalu menguntungkan karena memang bisa diperoleh banyak peluang dari budidaya lebah madu ini. Modal yang tidak terlalu besar, bisa menjadi peluang bagi para penyuka lebah madu atau peternak lebah madu. Bila berminat ada banyak agro tawon yang menawarkan pelatihan sekaligus kerjasama dalam bisnis madu ini.

Sunday, December 6, 2015

Iming-iming Untung Besar, Potensi Investasi Bodong

Orang tak henti-hentinya berharap mendapatkan keuntungan besar dari investasi kecil dalam waktu singkat. Tentu saja ini menggiurkan tapi menyimpan bom waktu di kemudian hari. Biasanya iming-iming ini akan mudah diterima orang yang putus asa dengan simpanan deposito yang kecil hasilnya.

Padahal di tengah ekonomi sulit, hasil dari simpanan deposito justru yang paling menguntungkan. Lihat saja perolehan di investasi saham yang masih minus, maupun reksadana, emas serta portofolio lainnya yang masih belum menggembirakan, maka deposito ini sudah sangat menguntungkan. Bila ada yang menjanjikan lebih dari bunga deposito maka perlu diwaspadai.

Memang ada beberapa BPR yang menawarkan bunga lebih dari bunga deposito, bisa di atas 10 persen. Namun resikonya tinggi, BPR memiliki beban berat dengan memegang modal yang berbunga tinggi, maka pada akhirnya memutarnya dengan bunga tinggi pula. Bila ini macet, maka resiko simpanan di BPR bisa macet pula.

Apalagi bila ada tawaran investasi dengan bunga sangat tinggi, maka bisa dicurigai adanya investasi bodong. Meskipun memang diakui ada banyak broker atau trader yang sangat lihai bermain di forex atau trading lainnya, namun tetap saja memiliki resiko yang sangat besar. Para trader atau broker ini meski sangat ahli bisa saja jatuh dan hangus seluruh modalnya.

Ini terjadi di beberapa tahun lalu, banyak model investasi model MLM yang ternyata diinvestasikan pada forex atau trading. Memang hasilnya sangat besar, bisa 100 persen perhari dari modal, tapi bisa pula hangus dalam sekejap. Apalagi dengan teknologi canggih, saat ini para Bandar memiliki algoritma yang sangat susah untuk dikalahkan.

Uang memang gampang dicari tapi ini adalah jebakan untuk kedepannya. Biasanya orang akan mudah terbujuk oleh perolehan yang mudah dan besar. Pada akhirnya akan mempertaruhkan semua modal, akibatnya saat nasib tidak berpihak, hanguslah segala yang dipertaruhkan. Begitulah pola yang ada di investasi yang beresiko tinggi.

Sudah banyak korbannya, tapi orang tidak pernah jemu untuk mencobanya. Selalu muncul model baru dengan prinsip yang hampir sama dengan investasi sebelumnya. Pada akhirnya juga orang akan menyesal, setelah kehilangan modal investasinya.

Friday, December 4, 2015

Ini Penyebab Serapan Anggaran yang Lambat dan hampir Melumpuhkan Perekonomian

Sudah bukan rahasia lagi birokrasi di Indonesia dikenal sangat ruwet dan penuh korupsi. Kondisi ini membuat iklim investasi menjadi tidak kondusif. Namun gerakan anti korupsi akhir-akhir ini malah membuat perekonomian menjadi hampir lumpuh.

Masuknya kembali kepolisian dan kejaksaan ke wilayah antikorupsi yang sudah dipegang oleh KPK, telah membuat perubahan signifikan di operasional birokrasi. Banyak pejabat birokrasi yang enggan dan terlalu berhati-hati dalam menangani anggaran yang akan berjalan. Ketakutan akan dipenjara, membuat mereka tak mau menjadi korban dari “agresifitas” penyidik anti korupsi.

Memang serba salah, bila dibiarkan korupsi akan menggerogoti perekonomian. Namun bila diberantas tuntas bisa melumpuhkan perkonomian itu sendiri, dan ini sudah terjadi dengan serapan anggaran yang sangat rendah. Diduga target pajak yang tidak terpenuhi, juga karena lambannya serapan anggaran ini.

Semua ini kembali ke system birokrasi yang sudah sangat kronis dan penuh korupsi. Apa yang bisa berjalan di birokrasi karena uang, tak ada uang tak akan jalan dan mandek di satu meja. Kondisi ini sudah sangat parah dan membudaya. Diturunkan dari pejabat atau staf sebelumnya ke generasi berikutnya.

Budaya uang pelicin ini memang sangat susah diberantas. Pihak birokrat selalu beralasan anggaran operasional tidak mencukupi atau gaji yang tidak mencukupi sehingga menarik uang dari pihak pemohon. Tentunya ini alasan yang sudah dibuat-buat, ini mengingat makmurnya para birokrat dibandingkan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Birokrasi Indonesia juga sangat lambat dalam reformasinya, seperti elektronisasi semua tata pengurusan aplikasi. Semua lebih pada teknis daripada system yang harus direformasi. Alatnya saja yang direformasi tapi sistemnya tidak. Orang masih harus bertatap muka dengan para birokrat sehingga membuka peluang terjadinya korupsi.

Kondisi ini harusnya menjadi perhatian bagi pemerintah dalam mereformasi birokrasi, bukan dengan membuat draf anti kriminalisasi pejabat proyek. Justru ini akan menambah subur korupsi di birokrasi. Reformasi total birokrasi perlu dilakukan, sebelum ekonomi akan lumpuh oleh langkah kebijakan yang tidak jelas.

Paket kebijakan ekonomi hanya membuat persoalan birokrasi menjadi lebih ruwet. Tidak memiliki grand desain yang mampu mengatasi korupsi dan lambatnya birokrasi. Ekonomi Indonesia jalan di tempat karena memang tidak menyelesaikan persoalan yang ada, tapi malah membuat persoalan yang baru.

Wednesday, December 2, 2015

Polemik Freeport, saatnya Pemerintah menjadi Regulator bukan Operator

Kisruh tentang perpanjangan kontrak Freeport sebenarnya hanyalah pucuk gunung es dari persoalan mendasar di perusahaan Negara. Sudah waktunya peran pemerintah sebagai regulator tidak lagi dicampur adukan dengan operator perusahaan Negara. Tumpang tindih inilah yang memunculkan kepentingan terselubung dari eksekutif maupun legislative dalam pengelolaan perusahaan Negara.

Memang dalam undang-undangnya kekayaan alam dikuasai oleh Negara, tapi hendaknya sudah harus dipisahkan peran pemerintah hanya sebagai regulator. Perusahaan Negara memang sebaiknya dibuat menjadi perusahaan terbuka, ini untuk mengontrol kepentingan dari pihak yang bermain di dalamnya. Meskipun sebenarnya ada kode etik tentang pejabat Negara dalam batas wewenangnya, namun kebanyakan mereka menyalahgunakan wewenang ini dengan dalih menjalankan undang-undang atau fungsi pengawasan.

Memang system ketatanegaraannya masih tumpang tindih, membuat persoalan selalu timbul tanpa harus dibuat. Sebenarnya dengan era perubahan dan perbaikan di segala sector, sudah waktunya pembenahan ini lebih transparan dan mengedepankan kemajuan bangsa. Bila pejabatnya masih bermain bisnis dalam kaitan dengan wewenangnya sebagai pejabat Negara, maka harusnya mereka sudah dinyatakan gugur.

Mereka yang sudah menyalahgunakan wewenangnya, harusnya mundur atas inisiatif sendiri atau tekanan lembaga tempat dia bernaung atau dengan terpaksa atas tekanan public. Namun dari semua ini tidak ada yang berfungsi, mentalitas pejabat Negara masih rendah.

Jarang ada yang mau mundur saat menyalahgunakan wewenangnya. Demikian pula lembaga yang menaungi pejabat tersebut, tidak memiliki kredibilitas sama sekali saat anggotanya menyalahgunakan wewenang. Publikpun demikian, masih antipati akan penyalahgunaan yang dilakukan oleh para pejabat Negara ini.

Disini media juga sudah terkotak-kotak dan dimiliki oleh kepentingan maing-masing. Mereka bersuara lunak atas penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh pihaknya. Harusnya media mengutamakan kemajuan bangsa, transparansi, kode etik yang harus dijunjung tinggi untuk mengawasi jalannya pemerintahan.

Kasus Freeport mengemuka tanpa penyelesaian yang jelas. Masalah yang sama bisa timbul lagi di kemudian hari tanpa perbaikan yang jelas. Bangsa ini tidak akan pernah bisa maju, bila hanya berputar-putar pada persoalan yang sama.

Tuesday, December 1, 2015

Kenapa Usia Non Produktif Disarankan tidak Investasi Saham?

Memang investasi di pasar saham sangat beresiko tinggi, hingga wajar bila yang sudah pensiun tidak disarankan untuk bermain di pasar saham. Resiko loss investasi sangat tinggi, belum lagi bila memiliki riwayat penyakit berat, maka kabar dari bursa bisa memicu sakit mendadak. Boleh dibilang bermain saham seperti sport jantung.

Saat harga naik tajam mungkin bisa tersenyum lebar dan senang bukan kepalang. Namun saat nilai saham anjlok dengan tajam, bisa jadi stress tak karuan dan bisa mengganggu kesehatan. Memang tidak disarankan buat yang sudah manula untuk bermain saham.

Pertimbangan lainnya adalah bila investasi yang dimiliki oleh orang usia non produktif ini hangus, maka akan kehilangan seluruh investasinya bahkan seluruh hartanya. Sebab itu investasi yang beresiko tinggi harus dijauhi bagi mereka yang tak punya penghasilan lagi. Mereka yang mengantungkan income dari pension yang lebih kecil dari gaji sebelumnya, memang sangat berat dalam mengelola aliran kas nantinya.

Beberapa kasus baru-baru ini cukup menjadi pelajaran, saat kejatuhan bursa saham di cina ternyata juga memakan korban para manula di Jepang. Rupanya banyak dari manula ini investasi di pasar saham cina yang tumbuh pesat, tapi juga bisa turun tajam dengan cepat. Naiknya memang pesat, nilai saham tumbuh lebih cepat dari pasar saham di jepang, namun juga bisa anjlok hanya dalam sekejap.

Memang begitulah pasar saham, apa yang naik akan bisa turun. Biasanya orang tergiur pada kenaikan fantastic nilai saham tanpa mengingat akan kemungkinan turun yang besar pula. Apalagi dari iming-iming broker tentang nilai saham yang bisa berlipat-lipat dengan cepat, maka banyak yang dengan mudah terbujuk oleh rayuan para broker ini.

Sebenarnya bagi yang sudah tidak produktif, menjauhi investasi beresiko tinggi sudah harus dilakukan. Juga perlu manajemen pengaturan keuangan yang lebih ketat. Istilahnya saat income menurun, maka ketatkan ikat pinggang. Pengelolaan keuangan harus lebih ketat dan disiplin.

Minimal harus ada simpanan yang aman seperti deposito di investasinya. Ini agar saat investasi sebagian tidak berhasil, masih ada income yang terus mengalir. Memang deposito meski kecil penghasilannya, tapi lebih bisa diharapkan saat pasar saham bergejolak.