Kemungkinan uang yang diinvestasikan di reksadana akan hilang bisa saja terjadi. Meskipun ini kecil prosentasenya, namun hal terburuk bisa saja uang investasi hilang tak tersisa. Namanya juga investasi, resiko untuk hilang pasti ada.
Hanya memang khusus investasi di reksadana dikelola oleh manajer investasi yang sudah memiliki kualifikasi dan sertifikasi. Jadi resikonya bisa diminimalkan, meskipun tidak bisa dihilangkan sama sekali. Tetap saja sebuah investasi di reksadana akan tergantung dari banyak faktor yang bisa saja di luar kendali manajer investasi.
Juga kecil kemungkinan manajer investasi menempatkan dana nasabah di perusahaan yang hampir ambruk. Ini karena manajer investasi memiliki dan mempelajari data sebuah perusahaan dengan teliti sebelum menaruh dana nasabah reksadana disana. Namun resiko tetap ada, apalagi di saat ekonomi lagi lesu.
Bisa saja resikonya hanya pada pertumbuhan nilai reksadana yang kecil, misal di bawah suku bunga. Ini bisa terjadi saat ekonomi lesu kemarin, hanya tumbuh 6 persen pertahun. Tumbuh tapi kecil, yang sebenarnya bisa dikatakan rugi karena kalah dari inflasi.
Tidak heran bila kondisi ekonomi lagi lesu, harus pandai-pandai menempatkan dana di reksadana. Justru pada kondisi kayak begini, reksadana yang berpendapatan tetap yang lebih menghasilkan. Sedang yang reksadana saham tipis pertumbuhannya.
Ini bisa saja disebut sebagai resiko investasi di reksadana. Dengan kemungkinan untuk hilang amat kecil. Meskipun bisa saja terjadi, bila kondisi ekonomi lesu berlanjut ke resesi dan perusahaan pengguna dana nasabah reksadana mengalami bangkrut. Mungkin saja perusahaan tidak bisa mengembalikan modal dari reksadana tadi, sehingga dipastikan uang nasabah reksadana tadi akan hilang.
Bisa juga tak hilang semuanya, karena harus menunggu putusan kebangkrutan, lalu lelang asset perusahaan. Pada akhirnya yang tersisa dikembalikan dana reksadana tadi, kemungkinan tidak utuh dan nilainya bisa nol juga. Jadi jangan mudah percaya berita yang baik-baik saja di reksadana.
Nasabah reksadana harus memiliki analisa data sendiri, tentang perusahaan-perusahaan yang menjadi debitor dari dana mereka. Bila datanya meragukan lebih baik tarik saja atau alihkan investasi reksadana tersebut. Semua ini pasti ada beritanya saat sebuah perusahaan berkembang atau sedang bermasalah.
Ini hanya sebagai salah satu cara meminimalkan resiko berinvestasi di reksadana. Meskipun tetap jangan ragukan kemampuan para manajer investasi dalam mengelola dana anda. Namun tak ada salahnya mengamankan kekayaan anda sendiri.